SEKOLAH
TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
CANDRADIMUKA
PALEMBANG
Jl.Swadaya,kemuning,Kota
palembang,sumatera selatan 30164
NAMA
: MULIA HATI AMANAH
NPM
: 01-014-036
KELAS
: Reguler pagi 3 B
JURUSAN:
Ilmu Komunikasi
MATA
KULIAH : Teori Komunikasi
DOSEN
MATA KULIAH : Sumarni Bayu Anita, S.sos MA
TUGAS
: Teori Skema Hubungan keluarga
Bab
1
pendahuluan
·
1.1 Latar belakang
Latar belakang penulisan makalah ini untuk membahas lebih
terperinci mengenai teori skema hubungan keluarga yang terdapat dalam buku
teori komunkasi morissan.
Mengenai
hal hal apa saja yang berkaitan antara teori komunikasi dengan teori hubungan
keluarga dan bagaimana terjadinya proses diantara objek objek kekeluargaan
terhadap ilmu komunikasi yang sudah ada.
Dan pembahasan lebih lanjut mengenai skema hubungan
keluarga akan saya bahas satu persatu menurut pengertiannya;
Skema
adalah sebuah kerangka yang membentuk suatu proses mengenai suatu objek
Hubungan
adalah kesinambungan interaksi antara
dua dimensi atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain
Sedangkan
pengertian keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam kondisi saling ketergantungan
Dan
pengertian teori skema hubungan keluarga secara umum adalah pembahasan lebih
lanjut mengenai kerangka kerangka atau proses proses interaksi antara dua
dimensi dalam suatu hubungan yang memudahkan proses pengenalan satu dengan yang
lain dalam suatu tempat dan saling ketergantungan.
Keterkaitan antara satu
dimensi dengan dimensi lain dalam satu keluarga membuat hubungan diantara
keluarga terasa sangat saling membutuhkan seperti contoh ayah dari seorang anak
yang menjadi sosok pembelajaran mengenai
apapun yang dilakukan nya akan mempengaruhi perkembangan atau sifat anak
dikemudian hari.atau juga istri dari seorang suami yang menjadikan dirinya
sebagai orang yang membantu segala macam hal mengenai pengelolaan keluarga.
Dalam keluarga juga
terdapat berbagai bentuk atau jenis jenisnya seperti contoh :
Keluarga berdasarkan
lokasi
Keluarga berdasarkan
pola otoritas
Dan juga ada beberapa
subsitem dalam hubungan kekeluargaan seperti contoh orang tua dan anak atau
juga antara orang tua dengan orang tua ( suami dan isteri ).
1.2 Rumusan masalah ;
-
Apa yang dimaksud dengan hubungan
keluarga dalam teori komunikasi?
-
Bagaimana proses terjadi jika dalam
keluarga hanya terdiri dari 2 dimensi
-
Mengapa skema hubungan keluarga termasuk
dalam bagian teori komunikasi ?
-
Hal hal apa saja yang berkaitan antara
keluarga dan komunikasi menurut teori nya ?
1.3 Tujuan :
Tujuan
dari pembuatan makalah ini agar kita lebih mengetahui lebih dalam mengenai apa itu
kelurga
dan bagaimana proses
proses yang terdapat dalam satu keluarga.
Mungkin hal yang
difikirkan secara garis besar keluarga hanya bentuk unit terkecil dalam
masyarakat padahal dari keluarga lah sifat sifat dasar muncul sebelum
dipengaruhi dari lingkungan sekitar objek penelitian yang lebih lanjut.
Dan bagaimana sistem keluarga mempengaruhi
proses nya terhadap lingkungan sekitar seperti conbtoh keluarga yang tertutup
mungkin akan mendapatkan feed back yang tidak teralu baik dengan tetangga atau
lingkungan sekitar rumah,begitu juga keluarga yang terbuka mungkin akan
mendapatkan feedback yang bai dari lingkungan sekitar.
Komunikasi dalam satu
keluarga mungkin belum menjadi hal yang terlalu nrumit untuk dibahas
dikarenakan hanya mengenai beberapa objek saja dan mengenai struktur keluarga juga tidak sebanyak struktur
yang terdapat dalam lapiran masyarakat.
Dan
segala hal mengenai skema kekeluargaan akan saya bahas dalam pembahasan
dimateri selanjutnya
BAB
2.
Teori
komunikasi
Pengertian teori komunikasi
secara umum
Komunikasi merupakan salah satu aspek
terpenting namun juga komplek dalam kehidupan manusia. Manusia sangat
dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang
sudah dikenal maupun belum dikenal sama sekali.
Komunikasi memiliki
peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus bisa
memberikan perhatian seksama terhadap komunikasi, khususnya teori komunikasi.
Teori selalu berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan teori terjadi ketika orang menemukan hal baru atau mendapatkan
perspektif baru. Teori dapat menetukan pola-pola dari peristiwa sehingga kita
dapat mengetahui apa yang diharapkan akan terjadi. Teori membatu kita untuk
memutuskan apa yang penting dan apa yang tidak. Teori juga dapat membantu kita
untuk memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Membangun teori bukanlah perkerjaan yang
mudah karena membutuhkan upaya yang serius mulai dari observasi yang terfokus,
menyusun hipotesis dan bahkan ada yang melakukan revisi terhadap teori yang
sudah disusun, istilah teori komunikasi dapat mengacu pada suatu teori tunggal
namun juga dapat memacu kepada jumlah ide atau gagasan yang terkait dalam
proses komunikasi.
Maka ide/gagasan itu
terbagi menjadi :
1.
Studi komunikasi
2.
Pemikiran barat dan timur
3.
Definisi komunikasi
4.
Tingkatan teori komunikasi
5.
Elemen komunikasi
Bab
3
3.1 Profil objek
penelitian
Keluarga yang saya
teliti adalah keluarga Bapak H. Lattih Suryono dan Ibu Hj. Khoirul anam. Saya
meneliti keluarga Bapak Lattih karena dalam keluarga bapak ini memiliki
keistimewaan.
Keistimewaan yang dimikili keluarga ini
adalah keharmonisan dalam menjalahi hubungan dalam keluarga, yang dimana
keluarga tersebut sangat dikenal dengan yang selalu bahagia.
Bapak lattih memiliki seorang
istri bernama Khoirul anam dan memiliki satu anak laki-laki yang bernama Jerry
lattih dan satu anak perempuan Try ayu lattih. Disini saya akan meneliti
keluarga Bapak Lattih bagaimana cara mereka menjaga keharmonisan dalam keluarga
dan bagaimana pula mereka menyikapi jika
ada masalah dalam keluarga atupun keluhan-keluhan dari anak maupun kepribadian
dari luar yang masuk dalam keluarga mereka.
Dengan konsep dan teori
yang disesuaikan oleh bapak H.lattih ternyata tidak mudah untuk menjaga
kaharmonisan dalam keluarga mereka banyak rintangan yang bapak lattih jalani
terutama masalah anak-anak mereka. Masalah banyak ditimbulkan oleh anak
laki-laki mereka yang diamana ada permasahan
disekolah akibat pergaulan dari sekolah yang berdampak sedikit buruk,
tadinya jerry adalah seorang anak yang tidak pernah berneko-neko namun sejak
masuk kesekolah menengah atas (SMA) sikapnya sedikit berubah, namun dengan
demikian Bapak H.Lattih menyikapi anaknya dengan dasar pendidikan tidak dengan
kekerasan dengan itu sang anak pun dapat mengerti.
Begitu pula dengan anak
perempuannya tidak pernah berneko-neko karena mendapatkan pendidikan dari sang
ibu.
Maupun masalah dari
luar keluarga mereka tidak gampang untuk menyimpulkan suatu masala mereka
selalu ber diskusi terlebih dahulu sebelum memutuskan sebuah keputusan.
Dengan begitu keluarga
bapak H.Lattih terlihat harmonis dan jauh dari masalah. Begitula resep dari
keluarga bapak H.lattih
3.11 Penerapan Teori
terhadap objek
Skema Hubungan Keluarga masing-masing keluarga itu
berbeda-beda. Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi senang
berbicara, sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang
berbicara. Keluarga dengan skema kesesuaian yang tinggi cenderung dapat
berjalan berdampingan dengan pemimpin keluarga seperti orang tua, sedangkan
keluarga dengan skema kesesuaian yang rendah cenderung lebih bersifat
individualitas. Pola komunikasi dengan keluarga anda akan tergantung pada skema
anda. Beragam skema tentunya akan menciptakan keluarga yang berbeda pula.
Sebagai sebuah teori
sosiopsikologis mendasarkan tipe tipe keluarga pada cara cara anggota keluarga
sebagai individu memandang keluarga itu sendiri. Mengikuti petunjuk teori
psikologi dalam bidang ini,Koerner dan Fitzpatrick mengartikan cara berpikir
ini sebagai skema atau lebih spesipikasinya skema hubungan. Skema hubungan anda
terdiri dari atas pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, orang lain dan
hubungan sejalan dengan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dalam hubungan.
Skema keluarga anda
mencakup:
1). Apa yang anda
ketahui secara umum.
2). Apa yang anda
ketahui tentang hubungan keluarga sebagai sebuah tipe hubungan dan
3). Apa yang anda
ketahui tentang hubungan anda dengan anggota keluarga anda yang lain.
Menurut Fitzpatrick dan
koleganya, komunikasi keluarga tidak terjadi secara acak tetapi sangat berpola
berdasarkan pada skema skema tertantu yang menentukan bagaimana anggota
keluarga saling berkomunikasi.
Skema-skema ini terdiri
atas pengetahuan tentang:
(1).seberapa dekat
pengetahuan tersebut.
(2).tingkat
individualism dalam keluarga
(3).faktor factor ekternal
terhadap keluarga,misalnya teman,jarak geografis,pekerjaan dan masalah-masalah
lain diluar keluarga.
Sebuah skema keluarga
akan mencakup bentuk orientasi atau komunikasi tertantu.Ada dua tipa yang
menonjol pertama adalah orientasi percakapan(conversation orientation) kedua
orientasi kesesuain(conformity orientation). Kedua merupakan variable sehingga
tiap keluarga berbeda dalam jumlah percakapan yang dicakup oleh skema keluarga
tersebut.Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi,senang
berbicara,sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang
berbicara.Keluarga dengan skema kesesuian yang tinggi dapat berjalan
berdampingan dengan kepemimpinan keluraga orang tua,sedangkan keluraga dengan
skema kesesuian yang rendah cenderung lebih bersifat individualis .Pola
komunikasi dengan keluarga akan
tergantung pada skema keluarga.
Beragam skema akan
menciptakan tipe –tipe keluarga yang berbeda. Fitzpatrick dan kolega nya telah
mengenali empat tipe keluarga;
1). Tipe keluarga
konsensual (percakapan-kepatuhan selalu bersifat positif dan tidak ditolak).
Tipe keluarga ini memiliki tingkat
percakapan dan kesesuain yang tinggi.keluarga konsensual sering berbicara
tetapi kepemimpin keluarag biasanya salah satu orang tua membuat keputusan. Keluarga
ini mengalami tekanan dalam berkomunikasi terbuka,sementara mereka juga
menginginkan kekuasaan orang tua yang jelas. Para orang tua biasanya menjadi
pendengar yang baik bagi anak –anaknya,tetapi mengambil keputusan dan
menjelaskan kepada anak anaknya sebagai usaha membantu mereka memahami
pemikiran dibalik keputusan tersebut.
Riset menunjukan tidak
dapat banyak konflik dalam tipe perkawinan tradisonal karena kekuasaan dan
pengambilan keputusan dibagi-bagi menurut norma-norma yang berlaku. Suami
misalnya, berwenang mengambil keputusan-keputusan tertentu sedangkan istri
memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dibidang-bidang lainnya.
Pasangan tradisional
sangat ekspresif dan terbuka dalam menunjukkan perasaannya, baik rasa senang
baik rasa frutasi mereka. Hal ini menjadi dasar mengapa mereka menghargai
komunikasi terbuka yang menghasilkan tipe keluarga yang konsensual.
2).Tipe keluarga
pluralitas (percakapn-kepatuhan tetapi tidak ada kepatuhan).
Tipe keluarga ini tinggi dalam percakapan
tetapi rendah dalam kesesuain,disini anda akan memiliki kebebasan berbicara
tetapi akhirnya setiap orang akan membuat keputusan sendiri berdasarkan pada
pembicaraan tersebut.
Karena tipe keluarga
pluralistis memiliki pandangan yang tidak konvensional maka pasangan independen
semacam ini akan terus menerus melakuakan negosiasi.
Pasanagn independent biasa
memiliki banyak konflik, suami atau istri saling berebut kekuasaan, mereka
sering menggunakan berbagai macam tehnik persuasi dan tidak segan-segan untuk
menjelek-jelekan atau menjatuhakan argument masing-masing.
Mereka akan selalu
menanggapi setiap petunjuk nonverbal dari pasangannya dan mereka biasanya
memahami pasangannya dengan baik, sehingga mereka juga menghargai komunikasi
yang terbuka.
3). Tipe keluarga
protektif (percakapan-kepatuhan tetapi jarang berbicara).
Tipe keluarga ini adalah keluarga yang
jarang melakukan percakapan namun memiliki keputusan yang tinggi, jadi terdapat
banyak sifat patuh dalam keluarga tetapi sedikit berkomunikasi.
Orang tua dari kelurga
ini tidak melihat alasan penting mengapa mereka harus menghabiskan banyak waktu
untuk berbicara atau mengobrol, mereka juga tidak perna melihat alasan mengapa
mereka harus menjelaskan keputusan yang telah mereka buat. Pasangan semacam ini
cendrung tidak yakin mengenai peran dan hubungan mereka, tetapi mereka tidak
saling bergantung dan tidak perlu menghabiskan waktu bersama.
Pasangan tipe ini
memiliki sikap suka memperhatikan. Mereka mengajukan banyak pertanyaan tetapi
jarang sekali mereka memberikan saran.
Mereka ini tidak
memiliki sifat ekspresif terhadap pasangan mereka, dam mereka juga tidak
memahami perasaan pasangan mereka dengan baik.
4).Tipe keluraga
laissez-faire atau toleran( percakapan-kepatuhan tetapi tingkat kepatuhan
rendah)
Tipe keluarga ini rendah dalam percakapan
dan kesesuaian,tidak suka ikut campur dan keterlibatan rendah. Anggota keluarga
sangat tidak perduli dengan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lain dan
meraka benar-benar tidak membuang waktu untuk membicarakannya.
Suami istri dari tipe
keluaga ini cendrung memiliki orentasi perkawinan “Campuran” (mixed) artinya
,ereka tidak memiliki skema yang sama untuk menjadi dasar bagi mereka untuk
berinteraksi. Mereka memiliki orentasi dan kombinasi dari orentasi yang
terpisah dan independen serta kombinasi lainnya.
Sebenarnya tipe keluarga semacam ini cukup
banyak ditemui dimasyarakat. Sekitar 40% pasangan dari seluruh pasangan yang di
teliti oleh Fitzpatrick menunjukan sejumlah kombinasi dari tipe-tipe
terpisah-tradisional, tradisional-independen, independen-terpisah.
Pada dasarnya pasangan
ini memiliki sifat yang lebih kompleks dari pasangan yang sebelumnya sudah kita
bahas. Pada akhirnya kesimpulan yang kita dapat kita tarik dari teori ini
adalah bahwasetiap keluarga memiliki perbedaan dalam hal kebersamaan (Togethernees)
dan jarak pemisah (sepaeatennes) yang ada diantara para anggota suatu keluarga.
Dalam tipe kepemimpinan
ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat
sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan
kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan
kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan
dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan
demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat
keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh
dari pimpinannya.
3.III Konklusi Teori (TABEL)
Teori
|
Penerapan
|
Hasil
|
Anak Ayah
|
Faktor
lingkungan
|
Tidak
Terpengaruh; Karna seorang Ayahs elalu memberikan dampak yang posif kepada
sang anak agar anak tidak salah dalam pergaulan lingkungan sekitar dengan
cara mendidik anak dan tidak menggunakan kekerasan terhadap sang anak
|
Faktor
Keturunan
|
Berpengaruh;
sikap teturunan yang sudah mendasar dari kedua orang tua yang ada sajak lahir
|
Faktor
sosial
|
Tidak
terpengaruh; jika hal buruk terjadi dalam suatu lingkungan maka tindakan
seorang anak menagmbil sisi positifnya
|
Ayah Anak
|
Faktor
Lingkungan
|
Tidak
terpengaruh; sebab seorang ayah adalah contoh pedoman bagi anak-anaknya
|
Faktor
Keturunan
|
Berpengaruh;
hal-hal yang baik dan buruk orang tua akan berpengaruh kebada seorang anak
|
Anak
Ibu
|
Faktor
Lingkungan
|
Tidak
Terpengaruh; anak akan banyak belajar dari seorang ibu karena peran ibu lebih
besar dari pada seorang ayah
|
Faktor
Keturunan
|
Berpengaruh;
Setiap sisi positif dan negative seorang ibu akan menurun kepada anaknya
|
Ibu Anak
|
Faktor
Lingkungan
|
Tidak
Terpengaruh; ibu selalu mengarahkan anak kepada lingkungan yang sehat
|
Faktor
Keturunan
|
Berpengaruh;
hal-hal yang baik dan buruk orang tua akan berpengaruh kebada seorang anak
|
Ayah
Ibu
|
Faktor Lingkungan
|
Berpengaruh;
Peran seorang Ayah
|
Faktor
Keturunan
|
Berpengaruh;;
Peran seorang Ibu
|
|
|
|
|
BAB. IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian saya terhadap
keluarga Bapak H.Lattih dan Ibu Hj.Khoirul Anam adalah bagaimana cara mendidik
anak agar tidak terpengaruh terhadap factor lingkungan yang salah. Serta menjalin
hubungan baik dengan seksama agar terjadi keharmonisan. Keharmonisan itulah
yang selalu terjadi dalam keluarga dan adanya hubungan keluarga yang baik
antar-pribadi terutama terhadap keluarga kitu sendiri. Diperlukan juga
komunikasi yang baik. Keluarga Bapak H.Lattih ini termasuk dalam keluarga Tipe Konsensual yang dimana perlunya
percakapan.
.
Daftar Pustaka
Teori
Komunikasi (Individu Hingga Massa)* MORISSAN
Http://www.slideshare.net/elkhea/teori-tentang-hubungan