Rabu, 09 Desember 2015

Teori skema hubungan keluarga


Skema Hubungan Keluarga        
 
         
             
Teori Skema hubungan keluarga pada umumnya terjadi atas pengetahuan mengenai diri sendiri, diri   orang lain, hubungan yang sudah dikenal dan juga pengetahuan yang mengenai bagaimana cara berinteraksi dalam suatu hubungan. Pengetahuan ini memberikan image atau gambaran terhadap suatu hubungan berdasarkan pengalaman diri dan memandu prilaku dalam menjalani hubungan itu.
  Pengertian dari skema adalah seperangkat ingatan atau terorganisasi yang akan digunakan setiap saat oleh seseorang yang berinteraksi dengan orang lain. Karena disetiap orang memiliki pengalamnan yang berbeda maka skemanya juga berbeda.
Interaksi seseorang dengan anggota keluarga lainnya pada waktu tertentu akan diarahkan pertama-tama oleh skema yang khusus, missal,:saya dan saudara saya saling berinteraksi maka saya terlebih dahulu menggunakan pengetahuan sendiri mengenai hubungan saya dan saudara saya itu.
 Teori komunikasi dalam keljuarga tidaklah bersifat acak (random)tetapi sangat berpola berdasarkan atas skema-skema tertentu yang menentukan bagimana anggota keluarga berkomunikasi satu dengan yang lain.
            Skema  Hubungan Keluarga masing-masing keluarga itu berbeda-beda. Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi senang berbicara, sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang berbicara. Keluarga dengan skema kesesuaian yang tinggi cenderung dapat berjalan berdampingan dengan pemimpin keluarga seperti orang tua, sedangkan keluarga dengan skema kesesuaian yang rendah cenderung lebih bersifat individualitas. Pola komunikasi dengan keluarga anda akan tergantung pada skema anda. Beragam skema tentunya akan menciptakan keluarga yang berbeda pula.
Sebagai sebuah teori sosiopsikologis mendasarkan tipe tipe keluarga pada cara cara anggota keluarga sebagai individu memandang keluarga itu sendiri. Mengikuti petunjuk teori psikologi dalam bidang ini,Koerner dan Fitzpatrick mengartikan cara berpikir ini sebagai skema atau lebih spesipikasinya skema hubungan. Skema hubungan anda terdiri dari atas pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, orang lain dan hubungan sejalan dengan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dalam hubungan.
Skema keluarga anda mencakup:
1). Apa yang anda ketahui secara umum.
2). Apa yang anda ketahui tentang hubungan keluarga sebagai sebuah tipe hubungan dan
3). Apa yang anda ketahui tentang hubungan anda dengan anggota keluarga anda yang lain.
Menurut Fitzpatrick dan koleganya, komunikasi keluarga tidak terjadi secara acak tetapi sangat berpola berdasarkan pada skema skema tertantu yang menentukan bagaimana anggota keluarga saling berkomunikasi.
Skema-skema ini terdiri atas pengetahuan tentang:
(1).seberapa dekat pengetahuan tersebut.
(2).tingkat individualism dalam keluarga
(3).faktor factor ekternal terhadap keluarga,misalnya teman,jarak geografis,pekerjaan dan masalah-masalah lain diluar keluarga.
Sebuah skema keluarga akan mencakup bentuk orientasi atau komunikasi tertantu.Ada dua tipa yang menonjol pertama adalah orientasi percakapan(conversation orientation) kedua orientasi kesesuain(conformity orientation). Kedua merupakan variable sehingga tiap keluarga berbeda dalam jumlah percakapan yang dicakup oleh skema keluarga tersebut.Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi,senang berbicara,sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang berbicara.Keluarga dengan skema kesesuian yang tinggi dapat berjalan berdampingan dengan kepemimpinan keluraga orang tua,sedangkan keluraga dengan skema kesesuian yang rendah cenderung lebih bersifat individualis .Pola komunikasi dengan keluarga  akan tergantung pada skema keluarga.
Beragam skema akan menciptakan tipe –tipe keluarga yang berbeda. Fitzpatrick dan kolega nya telah mengenali empat tipe keluarga;
1). Tipe keluarga konsensual (percakapan-kepatuhan selalu bersifat positif dan tidak ditolak).
       Tipe keluarga ini memiliki tingkat percakapan dan kesesuain yang tinggi.keluarga konsensual sering berbicara tetapi kepemimpin keluarag biasanya salah satu orang tua membuat keputusan. Keluarga ini mengalami tekanan dalam berkomunikasi terbuka,sementara mereka juga menginginkan kekuasaan orang tua yang jelas. Para orang tua biasanya menjadi pendengar yang baik bagi anak –anaknya,tetapi mengambil keputusan dan menjelaskan kepada anak anaknya sebagai usaha membantu mereka memahami pemikiran dibalik keputusan tersebut.
Riset menunjukan tidak dapat banyak konflik dalam tipe perkawinan tradisonal karena kekuasaan dan pengambilan keputusan dibagi-bagi menurut norma-norma yang berlaku. Suami misalnya, berwenang mengambil keputusan-keputusan tertentu sedangkan istri memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dibidang-bidang lainnya.
Pasangan tradisional sangat ekspresif dan terbuka dalam menunjukkan perasaannya, baik rasa senang baik rasa frutasi mereka. Hal ini menjadi dasar mengapa mereka menghargai komunikasi terbuka yang menghasilkan tipe keluarga yang konsensual.
2).Tipe keluarga pluralitas (percakapn-kepatuhan tetapi tidak ada kepatuhan).
      Tipe keluarga ini tinggi dalam percakapan tetapi rendah dalam kesesuain,disini anda akan memiliki kebebasan berbicara tetapi akhirnya setiap orang akan membuat keputusan sendiri berdasarkan pada pembicaraan tersebut.
Karena tipe keluarga pluralistis memiliki pandangan yang tidak konvensional maka pasangan independen semacam ini akan terus menerus melakuakan negosiasi.
Pasanagn independent biasa memiliki banyak konflik, suami atau istri saling berebut kekuasaan, mereka sering menggunakan berbagai macam tehnik persuasi dan tidak segan-segan untuk menjelek-jelekan atau menjatuhakan argument masing-masing.
Mereka akan selalu menanggapi setiap petunjuk nonverbal dari pasangannya dan mereka biasanya memahami pasangannya dengan baik, sehingga mereka juga menghargai komunikasi yang terbuka.
3). Tipe keluarga protektif (percakapan-kepatuhan tetapi jarang berbicara).
       Tipe keluarga ini adalah keluarga yang jarang melakukan percakapan namun memiliki keputusan yang tinggi, jadi terdapat banyak sifat patuh dalam keluarga tetapi sedikit berkomunikasi.
Orang tua dari kelurga ini tidak melihat alasan penting mengapa mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk berbicara atau mengobrol, mereka juga tidak perna melihat alasan mengapa mereka harus menjelaskan keputusan yang telah mereka buat. Pasangan semacam ini cendrung tidak yakin mengenai peran dan hubungan mereka, tetapi mereka tidak saling bergantung dan tidak perlu menghabiskan waktu bersama.
Pasangan tipe ini memiliki sikap suka memperhatikan. Mereka mengajukan banyak pertanyaan tetapi jarang sekali mereka memberikan saran.
Mereka ini tidak memiliki sifat ekspresif terhadap pasangan mereka, dam mereka juga tidak memahami perasaan pasangan mereka dengan baik.
4).Tipe keluraga laissez-faire atau toleran( percakapan-kepatuhan tetapi tingkat kepatuhan rendah)
      Tipe keluarga ini rendah dalam percakapan dan kesesuaian,tidak suka ikut campur dan keterlibatan rendah. Anggota keluarga sangat tidak perduli dengan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lain dan meraka benar-benar tidak membuang waktu untuk membicarakannya.
Suami istri dari tipe keluaga ini cendrung memiliki orentasi perkawinan “Campuran” (mixed) artinya ,ereka tidak memiliki skema yang sama untuk menjadi dasar bagi mereka untuk berinteraksi. Mereka memiliki orentasi dan kombinasi dari orentasi yang terpisah dan independen serta kombinasi lainnya.
   Sebenarnya tipe keluarga semacam ini cukup banyak ditemui dimasyarakat. Sekitar 40% pasangan dari seluruh pasangan yang di teliti oleh Fitzpatrick menunjukan sejumlah kombinasi dari tipe-tipe terpisah-tradisional, tradisional-independen, independen-terpisah.
Pada dasarnya pasangan ini memiliki sifat yang lebih kompleks dari pasangan yang sebelumnya sudah kita bahas. Pada akhirnya kesimpulan yang kita dapat kita tarik dari teori ini adalah bahwasetiap keluarga memiliki perbedaan dalam hal kebersamaan (Togethernees) dan jarak pemisah (sepaeatennes) yang ada diantara para anggota suatu keluarga.
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya.

Teori skema hubungan keluarga

Dear Miss Sumarni Bayu Anita S.sos.M.A

Skema Hubungan Keluarga                 

             
Teori Skema hubungan keluarga pada umumnya terjadi atas pengetahuan mengenai diri sendiri, diri   orang lain, hubungan yang sudah dikenal dan juga pengetahuan yang mengenai bagaimana cara berinteraksi dalam suatu hubungan. Pengetahuan ini memberikan image atau gambaran terhadap suatu hubungan berdasarkan pengalaman diri dan memandu prilaku dalam menjalani hubungan itu.
  Pengertian dari skema adalah seperangkat ingatan atau terorganisasi yang akan digunakan setiap saat oleh seseorang yang berinteraksi dengan orang lain. Karena disetiap orang memiliki pengalamnan yang berbeda maka skemanya juga berbeda.

Interaksi seseorang dengan anggota keluarga lainnya pada waktu tertentu akan diarahkan pertama-tama oleh skema yang khusus, missal,:saya dan saudara saya saling berinteraksi maka saya terlebih dahulu menggunakan pengetahuan sendiri mengenai hubungan saya dan saudara saya itu.
 Teori komunikasi dalam keljuarga tidaklah bersifat acak (random)tetapi sangat berpola berdasarkan atas skema-skema tertentu yang menentukan bagimana anggota keluarga berkomunikasi satu dengan yang lain.

            Skema  Hubungan Keluarga masing-masing keluarga itu berbeda-beda. Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi senang berbicara, sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang berbicara. Keluarga dengan skema kesesuaian yang tinggi cenderung dapat berjalan berdampingan dengan pemimpin keluarga seperti orang tua, sedangkan keluarga dengan skema kesesuaian yang rendah cenderung lebih bersifat individualitas. Pola komunikasi dengan keluarga anda akan tergantung pada skema anda. Beragam skema tentunya akan menciptakan keluarga yang berbeda pula.
Sebagai sebuah teori sosiopsikologis mendasarkan tipe tipe keluarga pada cara cara anggota keluarga sebagai individu memandang keluarga itu sendiri. Mengikuti petunjuk teori psikologi dalam bidang ini,Koerner dan Fitzpatrick mengartikan cara berpikir ini sebagai skema atau lebih spesipikasinya skema hubungan. Skema hubungan anda terdiri dari atas pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, orang lain dan hubungan sejalan dengan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dalam hubungan.
Skema keluarga anda mencakup:
1). Apa yang anda ketahui secara umum.
2). Apa yang anda ketahui tentang hubungan keluarga sebagai sebuah tipe hubungan dan
3). Apa yang anda ketahui tentang hubungan anda dengan anggota keluarga anda yang lain.
Menurut Fitzpatrick dan koleganya, komunikasi keluarga tidak terjadi secara acak tetapi sangat berpola berdasarkan pada skema skema tertantu yang menentukan bagaimana anggota keluarga saling berkomunikasi.
Skema-skema ini terdiri atas pengetahuan tentang:
(1).seberapa dekat pengetahuan tersebut.
(2).tingkat individualism dalam keluarga
(3).faktor factor ekternal terhadap keluarga,misalnya teman,jarak geografis,pekerjaan dan masalah-masalah lain diluar keluarga.
Sebuah skema keluarga akan mencakup bentuk orientasi atau komunikasi tertantu.Ada dua tipa yang menonjol pertama adalah orientasi percakapan(conversation orientation) kedua orientasi kesesuain(conformity orientation). Kedua merupakan variable sehingga tiap keluarga berbeda dalam jumlah percakapan yang dicakup oleh skema keluarga tersebut.Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi,senang berbicara,sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang berbicara.Keluarga dengan skema kesesuian yang tinggi dapat berjalan berdampingan dengan kepemimpinan keluraga orang tua,sedangkan keluraga dengan skema kesesuian yang rendah cenderung lebih bersifat individualis .Pola komunikasi dengan keluarga  akan tergantung pada skema keluarga.
Beragam skema akan menciptakan tipe –tipe keluarga yang berbeda. Fitzpatrick dan kolega nya telah mengenali empat tipe keluarga;
1). Tipe keluarga konsensual (percakapan-kepatuhan selalu bersifat positif dan tidak ditolak).
       Tipe keluarga ini memiliki tingkat percakapan dan kesesuain yang tinggi.keluarga konsensual sering berbicara tetapi kepemimpin keluarag biasanya salah satu orang tua membuat keputusan. Keluarga ini mengalami tekanan dalam berkomunikasi terbuka,sementara mereka juga menginginkan kekuasaan orang tua yang jelas. Para orang tua biasanya menjadi pendengar yang baik bagi anak –anaknya,tetapi mengambil keputusan dan menjelaskan kepada anak anaknya sebagai usaha membantu mereka memahami pemikiran dibalik keputusan tersebut.
Riset menunjukan tidak dapat banyak konflik dalam tipe perkawinan tradisonal karena kekuasaan dan pengambilan keputusan dibagi-bagi menurut norma-norma yang berlaku. Suami misalnya, berwenang mengambil keputusan-keputusan tertentu sedangkan istri memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dibidang-bidang lainnya.
Pasangan tradisional sangat ekspresif dan terbuka dalam menunjukkan perasaannya, baik rasa senang baik rasa frutasi mereka. Hal ini menjadi dasar mengapa mereka menghargai komunikasi terbuka yang menghasilkan tipe keluarga yang konsensual.
2).Tipe keluarga pluralitas (percakapn-kepatuhan tetapi tidak ada kepatuhan).
      Tipe keluarga ini tinggi dalam percakapan tetapi rendah dalam kesesuain,disini anda akan memiliki kebebasan berbicara tetapi akhirnya setiap orang akan membuat keputusan sendiri berdasarkan pada pembicaraan tersebut.
Karena tipe keluarga pluralistis memiliki pandangan yang tidak konvensional maka pasangan independen semacam ini akan terus menerus melakuakan negosiasi.
Pasanagn independent biasa memiliki banyak konflik, suami atau istri saling berebut kekuasaan, mereka sering menggunakan berbagai macam tehnik persuasi dan tidak segan-segan untuk menjelek-jelekan atau menjatuhakan argument masing-masing.
Mereka akan selalu menanggapi setiap petunjuk nonverbal dari pasangannya dan mereka biasanya memahami pasangannya dengan baik, sehingga mereka juga menghargai komunikasi yang terbuka.
3). Tipe keluarga protektif (percakapan-kepatuhan tetapi jarang berbicara).
       Tipe keluarga ini adalah keluarga yang jarang melakukan percakapan namun memiliki keputusan yang tinggi, jadi terdapat banyak sifat patuh dalam keluarga tetapi sedikit berkomunikasi.
Orang tua dari kelurga ini tidak melihat alasan penting mengapa mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk berbicara atau mengobrol, mereka juga tidak perna melihat alasan mengapa mereka harus menjelaskan keputusan yang telah mereka buat. Pasangan semacam ini cendrung tidak yakin mengenai peran dan hubungan mereka, tetapi mereka tidak saling bergantung dan tidak perlu menghabiskan waktu bersama.
Pasangan tipe ini memiliki sikap suka memperhatikan. Mereka mengajukan banyak pertanyaan tetapi jarang sekali mereka memberikan saran.
Mereka ini tidak memiliki sifat ekspresif terhadap pasangan mereka, dam mereka juga tidak memahami perasaan pasangan mereka dengan baik.
4).Tipe keluraga laissez-faire atau toleran( percakapan-kepatuhan tetapi tingkat kepatuhan rendah)
      Tipe keluarga ini rendah dalam percakapan dan kesesuaian,tidak suka ikut campur dan keterlibatan rendah. Anggota keluarga sangat tidak perduli dengan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lain dan meraka benar-benar tidak membuang waktu untuk membicarakannya.
Suami istri dari tipe keluaga ini cendrung memiliki orentasi perkawinan “Campuran” (mixed) artinya ,ereka tidak memiliki skema yang sama untuk menjadi dasar bagi mereka untuk berinteraksi. Mereka memiliki orentasi dan kombinasi dari orentasi yang terpisah dan independen serta kombinasi lainnya.
   Sebenarnya tipe keluarga semacam ini cukup banyak ditemui dimasyarakat. Sekitar 40% pasangan dari seluruh pasangan yang di teliti oleh Fitzpatrick menunjukan sejumlah kombinasi dari tipe-tipe terpisah-tradisional, tradisional-independen, independen-terpisah.
Pada dasarnya pasangan ini memiliki sifat yang lebih kompleks dari pasangan yang sebelumnya sudah kita bahas. Pada akhirnya kesimpulan yang kita dapat kita tarik dari teori ini adalah bahwasetiap keluarga memiliki perbedaan dalam hal kebersamaan (Togethernees) dan jarak pemisah (sepaeatennes) yang ada diantara para anggota suatu keluarga.
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya.

Rabu, 04 November 2015




SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
CANDRADIMUKA PALEMBANG
Jl.Swadaya,kemuning,Kota palembang,sumatera selatan 30164


                                 

NAMA : MULIA HATI AMANAH
NPM : 01-014-036
KELAS : Reguler pagi 3 B
JURUSAN: Ilmu Komunikasi
MATA KULIAH : Teori Komunikasi
DOSEN MATA KULIAH : Sumarni Bayu Anita, S.sos MA
TUGAS : Teori Skema Hubungan keluarga


Bab 1
 pendahuluan
·         1.1 Latar belakang
            Latar belakang penulisan makalah ini untuk membahas lebih terperinci mengenai teori skema hubungan keluarga yang terdapat dalam buku teori komunkasi morissan.
            Mengenai hal hal apa saja yang berkaitan antara teori komunikasi dengan teori hubungan keluarga dan bagaimana terjadinya proses diantara objek objek kekeluargaan terhadap ilmu komunikasi yang sudah ada.
            Dan pembahasan lebih lanjut mengenai skema hubungan keluarga akan saya bahas satu persatu menurut pengertiannya;
Skema adalah sebuah kerangka yang membentuk suatu proses mengenai suatu objek
Hubungan adalah kesinambungan interaksi  antara dua dimensi atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain
Sedangkan pengertian keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam kondisi saling ketergantungan
Dan pengertian teori skema hubungan keluarga secara umum adalah pembahasan lebih lanjut mengenai kerangka kerangka atau proses proses interaksi antara dua dimensi dalam suatu hubungan yang memudahkan proses pengenalan satu dengan yang lain dalam suatu tempat dan saling ketergantungan.
Keterkaitan antara satu dimensi dengan dimensi lain dalam satu keluarga membuat hubungan diantara keluarga terasa sangat saling membutuhkan seperti contoh ayah dari seorang anak yang menjadi sosok pembelajaran  mengenai apapun yang dilakukan nya akan mempengaruhi perkembangan atau sifat anak dikemudian hari.atau juga istri dari seorang suami yang menjadikan dirinya sebagai orang yang membantu segala macam hal mengenai pengelolaan keluarga.
Dalam keluarga juga terdapat berbagai bentuk atau jenis jenisnya seperti contoh :
Keluarga berdasarkan lokasi
Keluarga berdasarkan pola otoritas
Dan juga ada beberapa subsitem dalam hubungan kekeluargaan seperti contoh orang tua dan anak atau juga antara orang tua dengan orang tua ( suami dan isteri ).
















1.2  Rumusan masalah ;
-          Apa yang dimaksud dengan hubungan keluarga dalam teori komunikasi?
-          Bagaimana proses terjadi jika dalam keluarga hanya terdiri dari 2 dimensi
-          Mengapa skema hubungan keluarga termasuk dalam bagian teori komunikasi ?
-          Hal hal apa saja yang berkaitan antara keluarga dan komunikasi menurut teori nya ?

1.3 Tujuan :
Tujuan dari pembuatan makalah ini agar kita lebih mengetahui lebih dalam mengenai apa itu kelurga
dan bagaimana proses proses yang terdapat dalam satu keluarga.
Mungkin hal yang difikirkan secara garis besar keluarga hanya bentuk unit terkecil dalam masyarakat padahal dari keluarga lah sifat sifat dasar muncul sebelum dipengaruhi dari lingkungan sekitar objek penelitian yang lebih lanjut.
   Dan bagaimana sistem keluarga mempengaruhi proses nya terhadap lingkungan sekitar seperti conbtoh keluarga yang tertutup mungkin akan mendapatkan feed back yang tidak teralu baik dengan tetangga atau lingkungan sekitar rumah,begitu juga keluarga yang terbuka mungkin akan mendapatkan feedback yang bai dari lingkungan sekitar.
Komunikasi dalam satu keluarga mungkin belum menjadi hal yang terlalu nrumit untuk dibahas dikarenakan hanya mengenai beberapa objek saja dan mengenai  struktur keluarga juga tidak sebanyak struktur yang terdapat dalam lapiran masyarakat.
Dan segala hal mengenai skema kekeluargaan akan saya bahas dalam pembahasan dimateri selanjutnya




BAB 2.
 Teori komunikasi
Pengertian teori komunikasi secara umum
        Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga komplek dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun belum dikenal sama sekali.
Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus bisa memberikan perhatian seksama terhadap komunikasi, khususnya teori komunikasi.
     Teori selalu berubah dari waktu ke waktu. Perubahan teori terjadi ketika orang menemukan hal baru atau mendapatkan perspektif baru. Teori dapat menetukan pola-pola dari peristiwa sehingga kita dapat mengetahui apa yang diharapkan akan terjadi. Teori membatu kita untuk memutuskan apa yang penting dan apa yang tidak. Teori juga dapat membantu kita untuk memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya.
      Membangun teori bukanlah perkerjaan yang mudah karena membutuhkan upaya yang serius mulai dari observasi yang terfokus, menyusun hipotesis dan bahkan ada yang melakukan revisi terhadap teori yang sudah disusun, istilah teori komunikasi dapat mengacu pada suatu teori tunggal namun juga dapat memacu kepada jumlah ide atau gagasan yang terkait dalam proses komunikasi.
Maka ide/gagasan itu terbagi menjadi :
1.      Studi komunikasi
2.      Pemikiran barat dan timur
3.      Definisi komunikasi
4.      Tingkatan teori komunikasi
5.      Elemen komunikasi


Bab 3
3.1 Profil objek penelitian
Keluarga yang saya teliti adalah keluarga Bapak H. Lattih Suryono dan Ibu Hj. Khoirul anam. Saya meneliti keluarga Bapak Lattih karena dalam keluarga bapak ini memiliki keistimewaan.
    Keistimewaan yang dimikili keluarga ini adalah keharmonisan dalam menjalahi hubungan dalam keluarga, yang dimana keluarga tersebut sangat dikenal dengan yang selalu bahagia.
Bapak lattih memiliki seorang istri bernama Khoirul anam dan memiliki satu anak laki-laki yang bernama Jerry lattih dan satu anak perempuan Try ayu lattih. Disini saya akan meneliti keluarga Bapak Lattih bagaimana cara mereka menjaga keharmonisan dalam keluarga  dan bagaimana pula mereka menyikapi jika ada masalah dalam keluarga atupun keluhan-keluhan dari anak maupun kepribadian dari luar yang masuk dalam keluarga mereka.
Dengan konsep dan teori yang disesuaikan oleh bapak H.lattih ternyata tidak mudah untuk menjaga kaharmonisan dalam keluarga mereka banyak rintangan yang bapak lattih jalani terutama masalah anak-anak mereka. Masalah banyak ditimbulkan oleh anak laki-laki mereka yang diamana ada permasahan  disekolah akibat pergaulan dari sekolah yang berdampak sedikit buruk, tadinya jerry adalah seorang anak yang tidak pernah berneko-neko namun sejak masuk kesekolah menengah atas (SMA) sikapnya sedikit berubah, namun dengan demikian Bapak H.Lattih menyikapi anaknya dengan dasar pendidikan tidak dengan kekerasan dengan itu sang anak pun dapat mengerti.
Begitu pula dengan anak perempuannya tidak pernah berneko-neko karena mendapatkan pendidikan dari sang ibu.
Maupun masalah dari luar keluarga mereka tidak gampang untuk menyimpulkan suatu masala mereka selalu ber diskusi terlebih dahulu sebelum memutuskan sebuah keputusan.
Dengan begitu keluarga bapak H.Lattih terlihat harmonis dan jauh dari masalah. Begitula resep dari keluarga bapak H.lattih

3.11 Penerapan Teori terhadap objek
   Skema  Hubungan Keluarga masing-masing keluarga itu berbeda-beda. Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi senang berbicara, sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang berbicara. Keluarga dengan skema kesesuaian yang tinggi cenderung dapat berjalan berdampingan dengan pemimpin keluarga seperti orang tua, sedangkan keluarga dengan skema kesesuaian yang rendah cenderung lebih bersifat individualitas. Pola komunikasi dengan keluarga anda akan tergantung pada skema anda. Beragam skema tentunya akan menciptakan keluarga yang berbeda pula.
Sebagai sebuah teori sosiopsikologis mendasarkan tipe tipe keluarga pada cara cara anggota keluarga sebagai individu memandang keluarga itu sendiri. Mengikuti petunjuk teori psikologi dalam bidang ini,Koerner dan Fitzpatrick mengartikan cara berpikir ini sebagai skema atau lebih spesipikasinya skema hubungan. Skema hubungan anda terdiri dari atas pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, orang lain dan hubungan sejalan dengan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dalam hubungan.
Skema keluarga anda mencakup:
1). Apa yang anda ketahui secara umum.
2). Apa yang anda ketahui tentang hubungan keluarga sebagai sebuah tipe hubungan dan
3). Apa yang anda ketahui tentang hubungan anda dengan anggota keluarga anda yang lain.
Menurut Fitzpatrick dan koleganya, komunikasi keluarga tidak terjadi secara acak tetapi sangat berpola berdasarkan pada skema skema tertantu yang menentukan bagaimana anggota keluarga saling berkomunikasi.
Skema-skema ini terdiri atas pengetahuan tentang:
(1).seberapa dekat pengetahuan tersebut.
(2).tingkat individualism dalam keluarga
(3).faktor factor ekternal terhadap keluarga,misalnya teman,jarak geografis,pekerjaan dan masalah-masalah lain diluar keluarga.
Sebuah skema keluarga akan mencakup bentuk orientasi atau komunikasi tertantu.Ada dua tipa yang menonjol pertama adalah orientasi percakapan(conversation orientation) kedua orientasi kesesuain(conformity orientation). Kedua merupakan variable sehingga tiap keluarga berbeda dalam jumlah percakapan yang dicakup oleh skema keluarga tersebut.Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi,senang berbicara,sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang berbicara.Keluarga dengan skema kesesuian yang tinggi dapat berjalan berdampingan dengan kepemimpinan keluraga orang tua,sedangkan keluraga dengan skema kesesuian yang rendah cenderung lebih bersifat individualis .Pola komunikasi dengan keluarga  akan tergantung pada skema keluarga.
Beragam skema akan menciptakan tipe –tipe keluarga yang berbeda. Fitzpatrick dan kolega nya telah mengenali empat tipe keluarga;
1). Tipe keluarga konsensual (percakapan-kepatuhan selalu bersifat positif dan tidak ditolak).
       Tipe keluarga ini memiliki tingkat percakapan dan kesesuain yang tinggi.keluarga konsensual sering berbicara tetapi kepemimpin keluarag biasanya salah satu orang tua membuat keputusan. Keluarga ini mengalami tekanan dalam berkomunikasi terbuka,sementara mereka juga menginginkan kekuasaan orang tua yang jelas. Para orang tua biasanya menjadi pendengar yang baik bagi anak –anaknya,tetapi mengambil keputusan dan menjelaskan kepada anak anaknya sebagai usaha membantu mereka memahami pemikiran dibalik keputusan tersebut.
Riset menunjukan tidak dapat banyak konflik dalam tipe perkawinan tradisonal karena kekuasaan dan pengambilan keputusan dibagi-bagi menurut norma-norma yang berlaku. Suami misalnya, berwenang mengambil keputusan-keputusan tertentu sedangkan istri memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dibidang-bidang lainnya.
Pasangan tradisional sangat ekspresif dan terbuka dalam menunjukkan perasaannya, baik rasa senang baik rasa frutasi mereka. Hal ini menjadi dasar mengapa mereka menghargai komunikasi terbuka yang menghasilkan tipe keluarga yang konsensual.

2).Tipe keluarga pluralitas (percakapn-kepatuhan tetapi tidak ada kepatuhan).
      Tipe keluarga ini tinggi dalam percakapan tetapi rendah dalam kesesuain,disini anda akan memiliki kebebasan berbicara tetapi akhirnya setiap orang akan membuat keputusan sendiri berdasarkan pada pembicaraan tersebut.
Karena tipe keluarga pluralistis memiliki pandangan yang tidak konvensional maka pasangan independen semacam ini akan terus menerus melakuakan negosiasi.
Pasanagn independent biasa memiliki banyak konflik, suami atau istri saling berebut kekuasaan, mereka sering menggunakan berbagai macam tehnik persuasi dan tidak segan-segan untuk menjelek-jelekan atau menjatuhakan argument masing-masing.
Mereka akan selalu menanggapi setiap petunjuk nonverbal dari pasangannya dan mereka biasanya memahami pasangannya dengan baik, sehingga mereka juga menghargai komunikasi yang terbuka.
3). Tipe keluarga protektif (percakapan-kepatuhan tetapi jarang berbicara).
       Tipe keluarga ini adalah keluarga yang jarang melakukan percakapan namun memiliki keputusan yang tinggi, jadi terdapat banyak sifat patuh dalam keluarga tetapi sedikit berkomunikasi.
Orang tua dari kelurga ini tidak melihat alasan penting mengapa mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk berbicara atau mengobrol, mereka juga tidak perna melihat alasan mengapa mereka harus menjelaskan keputusan yang telah mereka buat. Pasangan semacam ini cendrung tidak yakin mengenai peran dan hubungan mereka, tetapi mereka tidak saling bergantung dan tidak perlu menghabiskan waktu bersama.
Pasangan tipe ini memiliki sikap suka memperhatikan. Mereka mengajukan banyak pertanyaan tetapi jarang sekali mereka memberikan saran.
Mereka ini tidak memiliki sifat ekspresif terhadap pasangan mereka, dam mereka juga tidak memahami perasaan pasangan mereka dengan baik.

4).Tipe keluraga laissez-faire atau toleran( percakapan-kepatuhan tetapi tingkat kepatuhan rendah)
      Tipe keluarga ini rendah dalam percakapan dan kesesuaian,tidak suka ikut campur dan keterlibatan rendah. Anggota keluarga sangat tidak perduli dengan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lain dan meraka benar-benar tidak membuang waktu untuk membicarakannya.
Suami istri dari tipe keluaga ini cendrung memiliki orentasi perkawinan “Campuran” (mixed) artinya ,ereka tidak memiliki skema yang sama untuk menjadi dasar bagi mereka untuk berinteraksi. Mereka memiliki orentasi dan kombinasi dari orentasi yang terpisah dan independen serta kombinasi lainnya.
   Sebenarnya tipe keluarga semacam ini cukup banyak ditemui dimasyarakat. Sekitar 40% pasangan dari seluruh pasangan yang di teliti oleh Fitzpatrick menunjukan sejumlah kombinasi dari tipe-tipe terpisah-tradisional, tradisional-independen, independen-terpisah.
Pada dasarnya pasangan ini memiliki sifat yang lebih kompleks dari pasangan yang sebelumnya sudah kita bahas. Pada akhirnya kesimpulan yang kita dapat kita tarik dari teori ini adalah bahwasetiap keluarga memiliki perbedaan dalam hal kebersamaan (Togethernees) dan jarak pemisah (sepaeatennes) yang ada diantara para anggota suatu keluarga.
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya.




3.III  Konklusi Teori (TABEL)
Teori
Penerapan
Hasil
Anak                 Ayah      
Faktor lingkungan
Tidak Terpengaruh; Karna seorang Ayahs elalu memberikan dampak yang posif kepada sang anak agar anak tidak salah dalam pergaulan lingkungan sekitar dengan cara mendidik anak dan tidak menggunakan kekerasan terhadap sang anak
Faktor Keturunan
Berpengaruh; sikap teturunan yang sudah mendasar dari kedua orang tua yang ada sajak lahir
Faktor sosial
Tidak terpengaruh; jika hal buruk terjadi dalam suatu lingkungan maka tindakan seorang anak menagmbil sisi positifnya
Ayah              Anak     
Faktor Lingkungan
Tidak terpengaruh; sebab seorang ayah adalah contoh pedoman bagi anak-anaknya
Faktor Keturunan
Berpengaruh; hal-hal yang baik dan buruk orang tua akan berpengaruh kebada seorang anak
Anak            Ibu

Faktor Lingkungan
Tidak Terpengaruh; anak akan banyak belajar dari seorang ibu karena peran ibu lebih besar dari pada seorang ayah
Faktor Keturunan
Berpengaruh; Setiap sisi positif dan negative seorang ibu akan menurun kepada anaknya
Ibu              Anak
Faktor Lingkungan
Tidak Terpengaruh; ibu selalu mengarahkan anak kepada lingkungan yang sehat
Faktor Keturunan
Berpengaruh; hal-hal yang baik dan buruk orang tua akan berpengaruh kebada seorang anak
Ayah         Ibu
 Faktor Lingkungan
Berpengaruh; Peran seorang Ayah
Faktor Keturunan
Berpengaruh;; Peran seorang Ibu






BAB. IV 
  
        KESIMPULAN
 Kesimpulan dari hasil penelitian saya terhadap keluarga Bapak H.Lattih dan Ibu Hj.Khoirul Anam adalah bagaimana cara mendidik anak agar tidak terpengaruh terhadap factor lingkungan yang salah. Serta menjalin hubungan baik dengan seksama agar terjadi keharmonisan. Keharmonisan itulah yang selalu terjadi dalam keluarga dan adanya hubungan keluarga yang baik antar-pribadi terutama terhadap keluarga kitu sendiri. Diperlukan juga komunikasi yang baik. Keluarga Bapak H.Lattih ini termasuk dalam keluarga Tipe Konsensual yang dimana perlunya percakapan.

                                              
.



   Daftar Pustaka

   Teori Komunikasi (Individu Hingga Massa)* MORISSAN
  Http://www.slideshare.net/elkhea/teori-tentang-hubungan