Skema Hubungan Keluarga
Teori Skema hubungan keluarga pada umumnya terjadi atas
pengetahuan mengenai diri sendiri, diri orang lain, hubungan yang sudah dikenal
dan juga pengetahuan yang mengenai bagaimana cara berinteraksi dalam suatu
hubungan. Pengetahuan ini memberikan image atau gambaran terhadap suatu
hubungan berdasarkan pengalaman diri dan memandu prilaku dalam menjalani
hubungan itu.
Pengertian dari
skema adalah seperangkat ingatan atau terorganisasi yang akan digunakan setiap
saat oleh seseorang yang berinteraksi dengan orang lain. Karena disetiap orang
memiliki pengalamnan yang berbeda maka skemanya juga berbeda.
Interaksi seseorang dengan anggota keluarga lainnya pada
waktu tertentu akan diarahkan pertama-tama oleh skema yang khusus, missal,:saya
dan saudara saya saling berinteraksi maka saya terlebih dahulu menggunakan
pengetahuan sendiri mengenai hubungan saya dan saudara saya itu.
Teori komunikasi
dalam keljuarga tidaklah bersifat acak (random)tetapi sangat berpola
berdasarkan atas skema-skema tertentu yang menentukan bagimana anggota keluarga
berkomunikasi satu dengan yang lain.
Sebagai sebuah teori
sosiopsikologis mendasarkan tipe tipe keluarga pada cara cara anggota keluarga
sebagai individu memandang keluarga itu sendiri. Mengikuti petunjuk teori
psikologi dalam bidang ini,Koerner dan Fitzpatrick mengartikan cara berpikir
ini sebagai skema atau lebih spesipikasinya skema hubungan. Skema hubungan anda
terdiri dari atas pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, orang lain dan
hubungan sejalan dengan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dalam hubungan.
Skema keluarga anda
mencakup:
1). Apa yang anda
ketahui secara umum.
2). Apa yang anda
ketahui tentang hubungan keluarga sebagai sebuah tipe hubungan dan
3). Apa yang anda
ketahui tentang hubungan anda dengan anggota keluarga anda yang lain.
Menurut Fitzpatrick dan
koleganya, komunikasi keluarga tidak terjadi secara acak tetapi sangat berpola
berdasarkan pada skema skema tertantu yang menentukan bagaimana anggota
keluarga saling berkomunikasi.
Skema-skema ini terdiri
atas pengetahuan tentang:
(1).seberapa dekat
pengetahuan tersebut.
(2).tingkat
individualism dalam keluarga
(3).faktor factor ekternal
terhadap keluarga,misalnya teman,jarak geografis,pekerjaan dan masalah-masalah
lain diluar keluarga.
Sebuah skema keluarga
akan mencakup bentuk orientasi atau komunikasi tertantu.Ada dua tipa yang
menonjol pertama adalah orientasi percakapan(conversation orientation) kedua
orientasi kesesuain(conformity orientation). Kedua merupakan variable sehingga
tiap keluarga berbeda dalam jumlah percakapan yang dicakup oleh skema keluarga
tersebut.Keluarga yang memiliki skema percakapan yang tinggi,senang
berbicara,sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang rendah jarang
berbicara.Keluarga dengan skema kesesuian yang tinggi dapat berjalan
berdampingan dengan kepemimpinan keluraga orang tua,sedangkan keluraga dengan
skema kesesuian yang rendah cenderung lebih bersifat individualis .Pola
komunikasi dengan keluarga akan
tergantung pada skema keluarga.
Beragam skema akan
menciptakan tipe –tipe keluarga yang berbeda. Fitzpatrick dan kolega nya telah
mengenali empat tipe keluarga;
1). Tipe keluarga
konsensual (percakapan-kepatuhan selalu bersifat positif dan tidak ditolak).
Tipe keluarga ini memiliki tingkat
percakapan dan kesesuain yang tinggi.keluarga konsensual sering berbicara
tetapi kepemimpin keluarag biasanya salah satu orang tua membuat keputusan. Keluarga
ini mengalami tekanan dalam berkomunikasi terbuka,sementara mereka juga
menginginkan kekuasaan orang tua yang jelas. Para orang tua biasanya menjadi
pendengar yang baik bagi anak –anaknya,tetapi mengambil keputusan dan
menjelaskan kepada anak anaknya sebagai usaha membantu mereka memahami
pemikiran dibalik keputusan tersebut.
Riset menunjukan tidak
dapat banyak konflik dalam tipe perkawinan tradisonal karena kekuasaan dan
pengambilan keputusan dibagi-bagi menurut norma-norma yang berlaku. Suami
misalnya, berwenang mengambil keputusan-keputusan tertentu sedangkan istri
memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dibidang-bidang lainnya.
Pasangan tradisional
sangat ekspresif dan terbuka dalam menunjukkan perasaannya, baik rasa senang
baik rasa frutasi mereka. Hal ini menjadi dasar mengapa mereka menghargai
komunikasi terbuka yang menghasilkan tipe keluarga yang konsensual.
2).Tipe keluarga
pluralitas (percakapn-kepatuhan tetapi tidak ada kepatuhan).
Tipe keluarga ini tinggi dalam percakapan
tetapi rendah dalam kesesuain,disini anda akan memiliki kebebasan berbicara
tetapi akhirnya setiap orang akan membuat keputusan sendiri berdasarkan pada
pembicaraan tersebut.
Karena tipe keluarga
pluralistis memiliki pandangan yang tidak konvensional maka pasangan independen
semacam ini akan terus menerus melakuakan negosiasi.
Pasanagn independent biasa
memiliki banyak konflik, suami atau istri saling berebut kekuasaan, mereka
sering menggunakan berbagai macam tehnik persuasi dan tidak segan-segan untuk
menjelek-jelekan atau menjatuhakan argument masing-masing.
Mereka akan selalu
menanggapi setiap petunjuk nonverbal dari pasangannya dan mereka biasanya
memahami pasangannya dengan baik, sehingga mereka juga menghargai komunikasi
yang terbuka.
3). Tipe keluarga
protektif (percakapan-kepatuhan tetapi jarang berbicara).
Tipe keluarga ini adalah keluarga yang
jarang melakukan percakapan namun memiliki keputusan yang tinggi, jadi terdapat
banyak sifat patuh dalam keluarga tetapi sedikit berkomunikasi.
Orang tua dari kelurga
ini tidak melihat alasan penting mengapa mereka harus menghabiskan banyak waktu
untuk berbicara atau mengobrol, mereka juga tidak perna melihat alasan mengapa
mereka harus menjelaskan keputusan yang telah mereka buat. Pasangan semacam ini
cendrung tidak yakin mengenai peran dan hubungan mereka, tetapi mereka tidak
saling bergantung dan tidak perlu menghabiskan waktu bersama.
Pasangan tipe ini
memiliki sikap suka memperhatikan. Mereka mengajukan banyak pertanyaan tetapi
jarang sekali mereka memberikan saran.
Mereka ini tidak
memiliki sifat ekspresif terhadap pasangan mereka, dam mereka juga tidak
memahami perasaan pasangan mereka dengan baik.
4).Tipe keluraga
laissez-faire atau toleran( percakapan-kepatuhan tetapi tingkat kepatuhan
rendah)
Tipe keluarga ini rendah dalam percakapan
dan kesesuaian,tidak suka ikut campur dan keterlibatan rendah. Anggota keluarga
sangat tidak perduli dengan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lain dan
meraka benar-benar tidak membuang waktu untuk membicarakannya.
Suami istri dari tipe
keluaga ini cendrung memiliki orentasi perkawinan “Campuran” (mixed) artinya
,ereka tidak memiliki skema yang sama untuk menjadi dasar bagi mereka untuk
berinteraksi. Mereka memiliki orentasi dan kombinasi dari orentasi yang
terpisah dan independen serta kombinasi lainnya.
Sebenarnya tipe keluarga semacam ini cukup
banyak ditemui dimasyarakat. Sekitar 40% pasangan dari seluruh pasangan yang di
teliti oleh Fitzpatrick menunjukan sejumlah kombinasi dari tipe-tipe
terpisah-tradisional, tradisional-independen, independen-terpisah.
Pada dasarnya pasangan
ini memiliki sifat yang lebih kompleks dari pasangan yang sebelumnya sudah kita
bahas. Pada akhirnya kesimpulan yang kita dapat kita tarik dari teori ini
adalah bahwasetiap keluarga memiliki perbedaan dalam hal kebersamaan (Togethernees)
dan jarak pemisah (sepaeatennes) yang ada diantara para anggota suatu keluarga.
Dalam tipe kepemimpinan
ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat
sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan
kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan
kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan
dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan
demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat
keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh
dari pimpinannya.